Teman Lesku
Cowok yang sekarang aku suka ini adalah teman lesku. Namanya Rendi, orangnya baik, pinter, pengertian, sedikit cuek, cakep seperti idolaku Egi Jhon Foreisythe, dan sedikit nakal. Nakalnya karena sering bolos les saja.Waktu pertama kali ketemu sama Rendi, aku belum punya perasaan sama sekali sama dia. Perasaan itu muncul karena dia selalu ngajak aku bicara dengan suara lembutnya dan pasti tatapannya ke aku gimana gitu. Bukannya aku ge-er sih, tapi memang iya kok, tiap hari kayak gitu. Apalagi kalau udah sampai di ruangan kelas, pasti dia ngambil tempat duduk yang ada didekatku.
Sebenarnya, aku sama dia jadi akrab karena ada salah satu temanku di ruangan itu suka sama aku, namanya Dino yang kebetulan juga teman dekatnya Rendi. Karena Dino malu mau ngungkapin perasaannya ke aku, Dino meminta bantuan ke Rendi untuk bilang ke aku kalau Dino suka sama aku. Tiap hari Rendi selalu ngomongin tentang Dino ke aku. Tetapi aku sama sekali gak menanggapinya. ‘’Milly, aku mau ngomong nih,’’ kata Rendi.
‘’Eggak mau, pasti yang diomongin tentang Dino lagi. Rendi, bilang ke Dino, Milly gak suka sama dia,” kataku. ‘’Kenapa Mil, udah punya pacar ya?” tanya Rendi tanpa mempedulikan perubahan wajahku yang mulai kesal. ‘’Punya pacar atau gak, itu gak urusan Rendi lagi. Udah deh, bilang aja ke teman Rendi tuh, Milly gak suka sama dia. Rendi gak capek ngomong kayak gini terus sama Milly? Gak bosan-bosannya,Milly aja bosan. Lagi pula, Rendi kok mau sih disuruh kayak gini terus sama dia,’’ ucapku. ‘’Dia kan teman aku, Mil. Jadi gak pa-palah membantu dia sedikit,” jawab Rendi tak mau menyerah.‘’Udah ah, capek ngomongin dia terus. Pokoknya ini yang terakhir, Rendi ngomong kayak gini lagi sama Milly. Kalau besok-besok ngomong gini lagi, Milly gak mau lagi temanan sama Rendi,’’ ancamku. ‘’Ih, ngancem ni yee,’’ sebut Rendi sambil senyum. ‘’Iya,ngancem, kenapa?’’ tukasku.
‘’Aduh,Mil. Kalau marah tambah cantik deh. Ya udah, aku gak akan ngomongin ini lagi sama Milly. Males juga cuma karena gini aja, aku gak bisa lagi temenan sama Milly,’’ ucap Rendi akhirnya.‘’Ya udah deh, Milly pulang ya? Dah dijemput tuh,’’ kataku. Besoknya, ternyata Rendi masih ngomong kayak gitu lagi sama aku. Aku benar-benar marah sama dia. Aku kecewa, dia bohong sama aku. Hari ini dan seterusnya aku gak mau lagi bicara sama dia dan bakal cuekin dia. Anggap aja gak pernah kenal sama dia.Nyebelin banget !!!Setiap kali ketemu sama dia, dia ngajak bicara, aku selalu cuek.
Kadang yang dulunya dia sering ngelucu di kelas, aku tertawa gitu. Tapi sekarang gak lagi, dia ketawa sendiri tuh. Biar dia tau, kalau aku marah banget sama dia.Sebenarnya, kasian juga ngeliat dia tiap hari kayak gitu. Masa Cuma karena itu aja, aku cuekin dia. Seharusnya aku tuh marahnya sama Dino lagi. Gak ngerti bahasa indonesia .Udah di bilang gak suka sama dia. Eh tau nya, malah tambah hoby banget nyuruh Rendi ngomong gitu terus sama aku. Rendi juga bego banget, mau aja disuruh-suruh.
‘’Mil,aku benar-benar minta maaf yang kemaren itu, aku kira Milly becanda ngomongnya. Abisnya, tampang Milly tu kan imut banget, gak nampak kalau Milly benar-benar lagi marah. Benar Mil, aku minta maaf,’’ kata Rendi sambil mengikutiku sehabis pulang les. Aku gak ngomong apa-apa mengenai penjelasan Rendi itu. Aku hanya diam dan terus menghindar dari dia ‘’Mil, kok gitu banget sih kamu! Aku kan udah minta maaf. Kamu tega banget, gak mau ngomong sedikit pun.
Sumpah Mil, aku benar-benar minta maaf,’’ ulang Rendi. Aku terus diam dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Aku benar-benar marah sama dia. Aku langsung masuk mobil begitu melihat jemputanku sudah datang. Walaupun Rendi masih berusaha meminta maaf. ‘’Dari dalam mobil, kulihat dia masih berdiri dan terus memandangi mobil yang kunaiki sampai habis.Tega sekali ya aku, Segitu banget marahnya,’’ ungkapku dalam hati. Sehabis Salat Maghrib dan makan malam, aku bersiap-siap pergi ke tempat lesku yang setiap hari ku jalani. Aku heran, kenapa ya perasaanku kok seneng gini pergi les. Biasanya sih, biasa-biasa aja. Ada apa ya? ‘’Mil, kok datang terlambat,’’ kata Rere teman lesku. “Iya nih, tadi ban mobil bocor di jalan. Ya terpaksa dibawa ke bengkel dulu,’’ kataku sambil melihat ke belakang apakah Rendi ada atau enggak. Dalam hati bertanya-tanya, Rendi mana ya? Kok gak ada. Terlambat kali ya? Ah, mungkin bentar lagi dia datang. Ih, aku gak sabaran banget ketemu sama dia. Waktu belajar sudah mau habis. Tapi Rendi belum juga muncul. Perasaan ku sedih banget. Kenapa ya gak datang? ‘’Hei Mil, pulang yuk,’’ kata Fika menyadarkanku dari lamunan Aku semakin merasa bersalah dengan kejadian itu.
Ingin rasanya, waktu itu diulang lagi. Sudah seminggu lebih, dia tidak les. Feeling-ku merasa, dia memang marah kepadaku. Semua aktivitasku terganggu. Sebenarnya, aku juga gak mau terlalu dipikirin. Tapi aku gak bisa. Kemarin aku berusaha untuk mencari tau tentang dia sama temannya. Tapi tak ada satu orang teman pun yang di les itu, yang tahu tentang Rendi. Aku jadi malas pergi les. Percuma saja, datang pun, aku gak akan kosentrasi karena mikirin dia terus yang tidak kunjung datang.Selama ini, aku gak pernah punya masalah kayak ginian.
Apalagi masalah tentang cowok. Gak banget tau. Paling masalah yang sering aku alami terlambat datang ke sekolah, terus kena hukum sama guru dan satu lagi sering berantem sama teman-teman di sekolah kalau lagi ulangan, aku gak ngasih tunjuk jawaban sama mereka. Ahh... pusing aku ‘’Mil, kok gak les lagi,’’k ata Rere menelfonku. ‘’Re, seminggu ini aku gak les,’’ kataku. ‘’Kenapa?’’ tanyanya. ‘’Lagi males aja,’’ jawabku singkat. “Loh, kok males sih. Rugi loh Mil gak datang. Banyak ketinggalan nanti.” “Biarin aja deh. Milly lagi benar-benar malees banget pergi les. Tumben nelfon Milly, ada apa nih? Kangen ya?”
“Iya nih. Gak ada lagi yang tukang lucu di kelas. Hampa banget gak ada Milly. Terus, kakak Miko yang ngajar geografi, nanyain Milly.” Aduh, terharu deh, banyak yang kangen sama Milly. “Oh ya Mil, sampai lupa. Rendi, nanyain Milly juga. Terus, dia mo minta nomor HP-nya Milly, tapi gak aku kasih. Takut, entar Milly marah sama aku. Milly kan lagi marahan dia.” “Haa, dia les ya?” “Iya, hari pertama Milly gak masuk les, dia datang Mil.” “Terus, dia nanya tentang Milly?” “Tiap hari tuh, dia nanyain, Milly kok gak datang ya.” “Ha? Masa sih, berarti dia gak marah lagi dong sama Milly?” “Ya, Gitu deh.” Aku lega, ternyata Rendi gak marah sama aku. Buktinya, dia nanyain tentang aku sama Rere. Duh, senang banget. Aku nyesel gak datang les kemaren, kalau tau Rendi gak marah sama aku.
Tapi Alhamdulillah deh, masalah nih dah selesai. Sesampai di depan tempat les dan turun dari mobil, aku terkejut karena Rendi tiba-tiba sudah ada di hadapanku. ‘’Hai Mil, pa kabar? kok jarang les kemaren? Masih marah ya sama aku,’’ kata Rendi mengagetkanku. Aku gak bisa berkata apa-apa. Aku hanya bisa tersenyum mendengarkan ucapannya itu. “Ih Milly, masih marah nih sama aku.” ‘’Gak kok, Ndi. Milly kira, Rendi yang marah sama Milly.
Kameren itu juga kan Rendi jarang les. Dikirain, karena Milly gak mau maafin Rendi, Rendi jadi males ketemu sama Milly, makanya Rendi gak les,’’ katakuJadi, kemaren tuh, Milly mikirin Rendi terus ya? karena Milly anggap, Rendi marah sama Milly karena gak dimaafin.” “Iya, Milly minta maaf ya?” “Milly gak salah kok, aku yang salah.
Lagi pula yang kemaren tuh, aku gak dateng karena lagi males-malesnya les terus temannya aku ngajak pergi cabut gitu. Sebenarn ya sih kalau boleh jujur, waktu terakhir Rendi minta maaf sama Milly, terus Milly gak mau maafin Rendi, Rendi sedih banget Mil. Rendi hampir aja mau berantem sama Dino karena gara-gara dia, Milly jadi marah sama Rendi Sedih loh, Mil, gak bisa lagi temanan sama Milly.” “Ih, berlebihan banget ngomongnya.” “Iya, Mil. Benar kok. Milly tuh, orangnya nyenengin dan gak pernah bosanin. Tambah lagi muka Milly yang imut itu. Pasti deh, di sekolah banyak yang naksir sama Milly.” “Capee deh,” kataku Hari itu adalah hari yang terindah buat aku.
Karena keasyikan ngobrol, kami memutuskan untuk bolos les. Rendi mengajakku pergi makan karena dia mau menebus kesalahannya dulu. Aku mengiyakan permintaannya itu.Seumur hidup, gak pernah jadi anak nakal seperti ini. Tapi, gak apalah. Untuk hari nih aja... he... he... Gak ada pikiranku, kalau ada hal yang membuatku terdiam mendengarkannya. Dia mengatakan kepadaku kalau dia ingin menjadi orang yang selalu ada di hatiku. Aku kaget. Tapi aku senang karena aku juga suka sama dia. Waktu itu juga, aku langsung menerimanya sebagai pacarku.***
-------------------------------
Cerpen tema Pertemanan Teman Lesku Karya: Melda Amran adalah Mahasiswi Jurusan Ekonomi pembangunan Unri
.........................................???????
ReplyDelete