Dinda Fristy & Yoana
Ajang Honda DetEksi Basketball League (DBL) Riau Pos 2008 yang mencapai puncaknya hari ini bukan saja menyuguhkan pertandingan profesional dan bergengsi. Banyak bintang baru yang bersinar dari sana. Di antaranya Dinda Fristy dan Yoana. Uniknya, kedua siswi SMAN 11 Pekanbaru ini adalah pasangan tante dan keponakan.
Unik. Begitulah hubungan antara dua cewek manis ini. Keduanya seusia, sama-sama kelahiran Pekanbaru pada 1991. Satu sekolah, di SMAN 11 Pekanbaru. Sama-sama cinta mati dengan basket. Dan kini satu tim dan sama-sama jadi bintang pula dalam ajang Honda DBL Riau Pos 2008 membela nama sekolah mereka.
Jika Dinda kelahiran Pekanbaru, 9 Januari 1991, maka keponakannya, Yoana, lahir di Pekanbaru, 4 Agustus 1991. Dinda adalah adik bungsu dari ibu Yoana. Selain sekolah, kegiatan kedua siswi ini hanya bermain basket. Sayang, keduanya tidak bisa bergabung di klub basket karena memang klub basket putri di Kota Bertuah ini belum ada.
"Karena belum ada klub basket putri, aku ingin bergabung di Paskibraka dan softball," ujar Yoana ketika ngobrol dengan Xpresi di sela-sela pertandingan di Hall A Sport Center, Rumbai, Jumat (8/2).
Bagaimana dengan Dinda? Cewek satu ini ternyata tidak mau ke lain hati. "Aku pengen tetap bermain basket saja," katanya dengan yakin.
Sebagai gadis molek yang belia, keduanya memiliki kesamaan persepsi. Bagi mereka, berkumpul bersama teman-teman sebayanya memang perlu dan dilakukan. Tapi saat latihan basket, ya latihan, dan bermainnya sementara ditunda dulu. Itu bukan hanya ucapan belaka, tapi sudah menjadi komitmen mereka sebagai atlet basket Riau.
"Aku mau jujur saja, aku memang ingin dan perlu berkumpul dengan teman sebaya. Aku butuh jalan-jalan dan refreshing layaknya remajasekarang. Tapi aku harus membedakan saat bermain dengan latihan. Sebab bagi aku, basket itu penting untuk mengukir prestasi," ulas Yoana lagi.
Tambah Semangat
Nggak risih bermain dengan tante atau keponakan sendir? Dinda yang angkat bicara. Dia bilang biasa-biasa aja tuh. Bahkan tambah semangat, sebab dia dan Yoana memang selalu bermain dalam satu tim sejak masih menjadi siswa di SMPN 6 Pekanbaru.
Awal kecintaan mereka pada olahraga itu dalah berkat anjuran ayah Yoana, yakni Maryono, yang juga sekaligus sebagai pelatih mereka. Maryono sendiri adalah abang ipar Dinda. Dari semula, keduanya mengaku jatuh hati dengan basket.
Keduanya berjanji untuk terus menggeluti olahraga basket dan bertekad bisa memperkuat tim basket Riau di PON XVIII 2012. Apalagi Riau bertindak selaku tuan rumah. Lagipula, keduanya sudah berkali-kali tampil di Popda 2006, Popwil 2006, Porda 2007, Porwil 2007. Dan saat ini sedang menjalani Training Center (TC) tim Popda 2008.
Penampilan mereka pada ajang Honda DBL Riau Pos 2008 pun tidak mengecewakan. Keduanya adalah pencetak poin tertinggi. Berbeda dalam keseharian mereka yang terkesan pendiam, baik Yoana dan Dinda begitu gesit di arena basket.
"Kami memang sudah cinta mati dengan basket," ujar mereka.(fed)
Ajang Honda DetEksi Basketball League (DBL) Riau Pos 2008 yang mencapai puncaknya hari ini bukan saja menyuguhkan pertandingan profesional dan bergengsi. Banyak bintang baru yang bersinar dari sana. Di antaranya Dinda Fristy dan Yoana. Uniknya, kedua siswi SMAN 11 Pekanbaru ini adalah pasangan tante dan keponakan.
Unik. Begitulah hubungan antara dua cewek manis ini. Keduanya seusia, sama-sama kelahiran Pekanbaru pada 1991. Satu sekolah, di SMAN 11 Pekanbaru. Sama-sama cinta mati dengan basket. Dan kini satu tim dan sama-sama jadi bintang pula dalam ajang Honda DBL Riau Pos 2008 membela nama sekolah mereka.
Jika Dinda kelahiran Pekanbaru, 9 Januari 1991, maka keponakannya, Yoana, lahir di Pekanbaru, 4 Agustus 1991. Dinda adalah adik bungsu dari ibu Yoana. Selain sekolah, kegiatan kedua siswi ini hanya bermain basket. Sayang, keduanya tidak bisa bergabung di klub basket karena memang klub basket putri di Kota Bertuah ini belum ada.
"Karena belum ada klub basket putri, aku ingin bergabung di Paskibraka dan softball," ujar Yoana ketika ngobrol dengan Xpresi di sela-sela pertandingan di Hall A Sport Center, Rumbai, Jumat (8/2).
Bagaimana dengan Dinda? Cewek satu ini ternyata tidak mau ke lain hati. "Aku pengen tetap bermain basket saja," katanya dengan yakin.
Sebagai gadis molek yang belia, keduanya memiliki kesamaan persepsi. Bagi mereka, berkumpul bersama teman-teman sebayanya memang perlu dan dilakukan. Tapi saat latihan basket, ya latihan, dan bermainnya sementara ditunda dulu. Itu bukan hanya ucapan belaka, tapi sudah menjadi komitmen mereka sebagai atlet basket Riau.
"Aku mau jujur saja, aku memang ingin dan perlu berkumpul dengan teman sebaya. Aku butuh jalan-jalan dan refreshing layaknya remajasekarang. Tapi aku harus membedakan saat bermain dengan latihan. Sebab bagi aku, basket itu penting untuk mengukir prestasi," ulas Yoana lagi.
Tambah Semangat
Nggak risih bermain dengan tante atau keponakan sendir? Dinda yang angkat bicara. Dia bilang biasa-biasa aja tuh. Bahkan tambah semangat, sebab dia dan Yoana memang selalu bermain dalam satu tim sejak masih menjadi siswa di SMPN 6 Pekanbaru.
Awal kecintaan mereka pada olahraga itu dalah berkat anjuran ayah Yoana, yakni Maryono, yang juga sekaligus sebagai pelatih mereka. Maryono sendiri adalah abang ipar Dinda. Dari semula, keduanya mengaku jatuh hati dengan basket.
Keduanya berjanji untuk terus menggeluti olahraga basket dan bertekad bisa memperkuat tim basket Riau di PON XVIII 2012. Apalagi Riau bertindak selaku tuan rumah. Lagipula, keduanya sudah berkali-kali tampil di Popda 2006, Popwil 2006, Porda 2007, Porwil 2007. Dan saat ini sedang menjalani Training Center (TC) tim Popda 2008.
Penampilan mereka pada ajang Honda DBL Riau Pos 2008 pun tidak mengecewakan. Keduanya adalah pencetak poin tertinggi. Berbeda dalam keseharian mereka yang terkesan pendiam, baik Yoana dan Dinda begitu gesit di arena basket.
"Kami memang sudah cinta mati dengan basket," ujar mereka.(fed)
Comments
Post a Comment