Komango Almunawwarah menggelar ujian kenaikan tingkat. Tujuannya sebagai penentu, apakah seorang pesilat sudah benar-benar menguasai apa yang diajarkan.
Ujian digelar di Simpang Tiga, Pekanbaru, di alam yang terjal dan relatif tandus. Teriknya mentari tidak menyurutkan semangat para pesilat Almunawwarah untuk memperlihatkan sejauh mana kemampuannya dalam menyerap ilmu bela diri yang sudah diajarkan.
Tingkatan peserta yang mengikuti kenaikan sabuk, mulai dari sabuk putih, sabuk merah muda, sabuk biru dan sabuk coklat. Dan jumlah santri Pondok Pesantren Almuwwarah yang mengikuti kenaikan sabuk itu, sebanyak 37 orang.
Adapun kegiatan kenaikan sabuk, di awali dengan memasang tenda, dilanjutkan dengan maraton dan latihan apa yang diajarkan selama ini. Selanjutnya ada tes mental dan hal itu benar-benar membuat peserta gugup.
Keesokan harinya di tempat yang sama, digelar pemanasan, sebelum akhirnya masuk acara inti yaitu ujian kenaikan sabuk. Setelah acara berakhir, sebagaimana biasa, perpeloncoan juga dilakukan.
Acara yang berlangsung selama dua hari itu, benar-benar menguras tenaga, tapi dibalik itu ada kegembiraan dan kepuasaan bila berhasil meraih tingkatan sabuk yang lebih tinggi. Dan syarat untuk mendapatkannya, tentu dengan banyak berlatih.
Tanpa latihan, disebutkan Zulkhairi yang menjadi bagian dalam acara itu, seorang pesilat tidak akan piawai, gerakannya akan kaku. Berlatih merupakan kunci dari silat, jadi siapapun jika ingin tetap memiliki kemampuan silat, banyak berlatih. (mng)
Ujian digelar di Simpang Tiga, Pekanbaru, di alam yang terjal dan relatif tandus. Teriknya mentari tidak menyurutkan semangat para pesilat Almunawwarah untuk memperlihatkan sejauh mana kemampuannya dalam menyerap ilmu bela diri yang sudah diajarkan.
Tingkatan peserta yang mengikuti kenaikan sabuk, mulai dari sabuk putih, sabuk merah muda, sabuk biru dan sabuk coklat. Dan jumlah santri Pondok Pesantren Almuwwarah yang mengikuti kenaikan sabuk itu, sebanyak 37 orang.
Adapun kegiatan kenaikan sabuk, di awali dengan memasang tenda, dilanjutkan dengan maraton dan latihan apa yang diajarkan selama ini. Selanjutnya ada tes mental dan hal itu benar-benar membuat peserta gugup.
Keesokan harinya di tempat yang sama, digelar pemanasan, sebelum akhirnya masuk acara inti yaitu ujian kenaikan sabuk. Setelah acara berakhir, sebagaimana biasa, perpeloncoan juga dilakukan.
Acara yang berlangsung selama dua hari itu, benar-benar menguras tenaga, tapi dibalik itu ada kegembiraan dan kepuasaan bila berhasil meraih tingkatan sabuk yang lebih tinggi. Dan syarat untuk mendapatkannya, tentu dengan banyak berlatih.
Tanpa latihan, disebutkan Zulkhairi yang menjadi bagian dalam acara itu, seorang pesilat tidak akan piawai, gerakannya akan kaku. Berlatih merupakan kunci dari silat, jadi siapapun jika ingin tetap memiliki kemampuan silat, banyak berlatih. (mng)
Comments
Post a Comment