Pukul 04.30 WIB. Matahari belum lagi nongol. Udara pagi dingiiin banget menusuk tulang. Tapi 36 capaska (calon pasukan paskibraka) Provinsi Riau yang sedang menjalani masa karantina udah harus bangun.
Hari itu Jumat (14/8), tiga hari menjelang puncak Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 2008. Karena itu, latihan yang mereka jalani kian ketat. Bangun pagi, jadwal lainnya udah menunggu. Sholat Subuh, senam kesegaran jasmani, lalu mandi. Setelah itu langsung sarapan dan apel pagi. Abis apel, jangan harap bisa ngobrol-ngobrol atau santai. Latihan sudah menunggu.
Wuih, padat banget ya. Capek nggak sih? Indha, utusan capaska dari Siak mengaku melakukan semua rutinitas selama karantina dengan enjoy.
“Harus sanggup. Awalnya emang terasa berat, tapi udah biasa kok,” katanya.
Selain Indha, Wuri yang berasal dari SMAN 1 Kuantan Sengingi pun tak kalah semangat. “Kalo capek ya pasti capek. Tapi karena ini semua adalah pilihan saya sendiri, jadi saya harus berani menjalani resiko dari pilihan saya ini. Kuncinya ikhlas,” kata cewek manis ini yakin.
Renungan Suci
Selama karantina, banyak banget kegiatan yang dilakukan para capaska ini. amun kebanyakan sih emang seputar latihan baris berbaris. Pokonya tiap hari tuh mereka isi dengan latihan, istirahat, dan latihan lagi.
So, wajar aja kalo bagi 36 capaska pilihan dari seluruh Riau ini, saat-saat istirahat itu berharga banget.
“Jangankan 30 menit, 15 menit aja udah syukur banget kalo bisa istirahat,” seru salah satu capaska dari Kampar.
Hal ini juga diakui AKP Syahruddin. Bapak yang tegasnya bukan main ini adalah koordinator para capaska. “Istirahat memang sangat berharga bagi kami,” katanya.
Menurut Pak Syahruddin, jadwal latihan yang ketat bertujuan untuk melatih kedispilinan para capaska. "Karena disiplin itu sangat dibutuhkan oleh mereka," mbahnya.
Tapi, dari seabrek-abrek kegiatan mereka, ternyata ada lho yang paling berkesan. Yakni momen renungan suci. “Jam satu malam kami dibangunkan tiba-tiba. Lalu diajak mengenang semua kesalahan yang telah kami lakukan. Kami diajak merenung dan mengingat orang tua. Duh, terharu banget rasanya," cerita Zulmi dari SMAN 1 Rokan sambil mengenang.
8 Sehat 10 Sempurna
Jadwal latihan yang padat tentunya menguras energi mereka. Namun semua dapat diimbangi dengan gizi yang sempurna. Wahyu yang berasal dari SMAN 1 Dumai pun berkomentar.
“Kami makan tiga kali sehari, jadi nggak pernah yang namanya kelaparan di sini,” tambah Aldi sambil ketawa.
Doski juga mengaku semua gizi yang diberikan sangat sempurna. “Biasanya 4 sehat 5 sempurna kan? Kalo di sini jadi 8 sehat 10 sempurna, top banget kalau masalah makan!” celotehnya panjang lebar.
Mitha, capaska yang lain bilang, setiap kali istirahat, mereka juga diberi snack yang
bergizi. “Pagi aja kami udah disuguhi telur separuh mateng dua butir,” tambah mita
lagi.
Organ Tunggal
Buat refreshing, mereka punya acara spesial lho. Yakni organ tunggal. Biasanya, mereka bernyanyi ria setiap malam mingguan. "Kami semua menyatu dengan pelatih menikmati musik. Nggak ada jarak deh pokoknya. Tapi tetap hormat dong," kata
Anita dari SMAN 1 Inhil.
Wahyu juga ikut menimpali. Kata doski, acara orgen tunggal itu tempat mereka bisa tertawa bersama. Untuk sementara, hilang sudah kepenatan dan rasa lelah akibat latihan bertubi-tubi yang harus mereka jalani. "Kalo udah refreshing, besoknya pikiran udah segar lagi. Jadinya latihan pun semangat," kata mereka.
Bagi para capaska, masa karantina emang sarat suka duka, cucuran keringat bahkan air mata. Namun semua itu nggak ada artinya, demi sebuah tujuan mulia: mengibarkan sang saka merah putih dengan gemilang di hadapan para pemimpin dan rakyat Riau. Merdeka!(Wido dan Enda-CCMD)
Hari itu Jumat (14/8), tiga hari menjelang puncak Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 2008. Karena itu, latihan yang mereka jalani kian ketat. Bangun pagi, jadwal lainnya udah menunggu. Sholat Subuh, senam kesegaran jasmani, lalu mandi. Setelah itu langsung sarapan dan apel pagi. Abis apel, jangan harap bisa ngobrol-ngobrol atau santai. Latihan sudah menunggu.
Wuih, padat banget ya. Capek nggak sih? Indha, utusan capaska dari Siak mengaku melakukan semua rutinitas selama karantina dengan enjoy.
“Harus sanggup. Awalnya emang terasa berat, tapi udah biasa kok,” katanya.
Selain Indha, Wuri yang berasal dari SMAN 1 Kuantan Sengingi pun tak kalah semangat. “Kalo capek ya pasti capek. Tapi karena ini semua adalah pilihan saya sendiri, jadi saya harus berani menjalani resiko dari pilihan saya ini. Kuncinya ikhlas,” kata cewek manis ini yakin.
Renungan Suci
Selama karantina, banyak banget kegiatan yang dilakukan para capaska ini. amun kebanyakan sih emang seputar latihan baris berbaris. Pokonya tiap hari tuh mereka isi dengan latihan, istirahat, dan latihan lagi.
So, wajar aja kalo bagi 36 capaska pilihan dari seluruh Riau ini, saat-saat istirahat itu berharga banget.
“Jangankan 30 menit, 15 menit aja udah syukur banget kalo bisa istirahat,” seru salah satu capaska dari Kampar.
Hal ini juga diakui AKP Syahruddin. Bapak yang tegasnya bukan main ini adalah koordinator para capaska. “Istirahat memang sangat berharga bagi kami,” katanya.
Menurut Pak Syahruddin, jadwal latihan yang ketat bertujuan untuk melatih kedispilinan para capaska. "Karena disiplin itu sangat dibutuhkan oleh mereka," mbahnya.
Tapi, dari seabrek-abrek kegiatan mereka, ternyata ada lho yang paling berkesan. Yakni momen renungan suci. “Jam satu malam kami dibangunkan tiba-tiba. Lalu diajak mengenang semua kesalahan yang telah kami lakukan. Kami diajak merenung dan mengingat orang tua. Duh, terharu banget rasanya," cerita Zulmi dari SMAN 1 Rokan sambil mengenang.
8 Sehat 10 Sempurna
Jadwal latihan yang padat tentunya menguras energi mereka. Namun semua dapat diimbangi dengan gizi yang sempurna. Wahyu yang berasal dari SMAN 1 Dumai pun berkomentar.
“Kami makan tiga kali sehari, jadi nggak pernah yang namanya kelaparan di sini,” tambah Aldi sambil ketawa.
Doski juga mengaku semua gizi yang diberikan sangat sempurna. “Biasanya 4 sehat 5 sempurna kan? Kalo di sini jadi 8 sehat 10 sempurna, top banget kalau masalah makan!” celotehnya panjang lebar.
Mitha, capaska yang lain bilang, setiap kali istirahat, mereka juga diberi snack yang
bergizi. “Pagi aja kami udah disuguhi telur separuh mateng dua butir,” tambah mita
lagi.
Organ Tunggal
Buat refreshing, mereka punya acara spesial lho. Yakni organ tunggal. Biasanya, mereka bernyanyi ria setiap malam mingguan. "Kami semua menyatu dengan pelatih menikmati musik. Nggak ada jarak deh pokoknya. Tapi tetap hormat dong," kata
Anita dari SMAN 1 Inhil.
Wahyu juga ikut menimpali. Kata doski, acara orgen tunggal itu tempat mereka bisa tertawa bersama. Untuk sementara, hilang sudah kepenatan dan rasa lelah akibat latihan bertubi-tubi yang harus mereka jalani. "Kalo udah refreshing, besoknya pikiran udah segar lagi. Jadinya latihan pun semangat," kata mereka.
Bagi para capaska, masa karantina emang sarat suka duka, cucuran keringat bahkan air mata. Namun semua itu nggak ada artinya, demi sebuah tujuan mulia: mengibarkan sang saka merah putih dengan gemilang di hadapan para pemimpin dan rakyat Riau. Merdeka!(Wido dan Enda-CCMD)
Comments
Post a Comment