Kalau sebelumnya, kita udah ngeliat gimana keren dan trendy para model mengisi rubrik di xpresi. Nah, kali ini, kita bakal kenalan dengan perancang busana kawakan asal Pekanbaru, Zulfikfli Yurdiskhan atau akrab disapa, Ezzo.
Ia adalah orang yang sangat berperan penting dalam setiap iven model yang sering diadakan di Pekanbaru. Buah hati dari pasangan Ali Munir Yurdiskhan dan Dahlia ini, memulai karirnya di Medan, Sumatera Utara sebagai seorang pemain teater di Gabungan Mahasiswa Pelajar Islam (Gemapai), Medan, tahun 2000.
Setelah mulai bosan menggeluti dunia teater, Ezzo mencoba merambah dunia modelling dengan bergabung di Maimun dan Panji Production, Medan tahun 2002.
Belum puas dengan pengalaman yang didapat di tanah kelahirannya Medan, penyuka es sarang burung ini hijrah ke Pekanbaru.
Lalu pemilik tinggi 168 cm dan berat 55 Kg ini mencoba menggandeng Thursina dan Jensta Production sebagai lahan untuk memperdalam ilmu design nya. Disinilah Ezzo mulai menunjukkan taringnya. Ia mulai mendidik putera-puteri Pekanbaru untuk menjadi model profesional. Tak heran, ia rela busana kawakan asal Pekanbaru, Zulfikfli Yurdiskhan atau akrab disapa, Ezzo.
Ia adalah orang yang sangat berperan penting dalam setiap iven model yang sering diadakan di Pekanbaru. Buah hati dari pasangan Ali Munir Yurdiskhan dan Dahlia ini, memulai karirnya di Medan, Sumatera Utara sebagai seorang pemain teater di Gabungan Mahasiswa Pelajar Islam (Gemapai), Medan, tahun 2000.
Setelah mulai bosan menggeluti dunia teater, Ezzo mencoba merambah dunia modelling dengan bergabung di Maimun dan Panji Production, Medan tahun 2002.
Belum puas dengan pengalaman yang didapat di tanah kelahirannya Medan, penyuka es sarang burung ini hijrah ke Pekanbaru.
Lalu pemilik tinggi 168 cm dan berat 55 Kg ini mencoba menggandeng Thursina dan Jensta Production sebagai lahan untuk memperdalam ilmu design nya. Disinilah Ezzo mulai menunjukkan taringnya.
Ia mulai mendidik putera-puteri Pekanbaru untuk menjadi model profesional. Tak heran, ia rela menguras kas pribadinya untuk membiayai kegiatannya ini. Namun, usahanya nggak sia-sia.
Sudah banyak putera-puteri Riau yang sukses, berkat rancangan busana yang ia ciptakan. ”Ada kepuasan tersendiri, ketika saya melihat para model, yang saya bina sering tampil di depan umum, makanya saya sangat menghargai setiap usaha yang mereka lakukan. Terkadang, saya sempat kecewa kalau mereka bertindak tanpa seizin saya. Karena, saat ini, banyak sekali para model yang salah memilih langkah. Sehingga Anugerah Tuhan yang mereka miliki menjadi sia-sia. Makanya, saya sangat wanti-wanti kalau model saya itu memilih jalan tujuan hidupnya” ungkap Ezzo bercengkrama.
Yang saya ingin, melihat model saya sukses saja merupakan hadiah yang paling berharga. Makanya kepiawaian dalam membina mental mereka sudah saya terapkan untuk anak didik saya”jelasnya.
Kemudian, setelah usahanya sudah mulai menampakan hasil, pengagum Didi Petet ini mencoba bergabung di Yoga Pratama Entertainment, salah satu agency busana kawakan asal Pekanbaru, Zulfikfli Yurdiskhan atau akrab disapa, Ezzo.
Ia adalah orang yang sangat berperan penting dalam setiap iven model yang sering diadakan di Pekanbaru. Buah hati dari pasangan Ali Munir Yurdiskhan dan Dahlia ini, memulai karirnya di Medan, Sumatera Utara sebagai seorang pemain teater di Gabungan Mahasiswa Pelajar Islam (Gemapai), Medan, tahun 2000.
Setelah mulai bosan menggeluti dunia teater, Ezzo mencoba merambah dunia modelling dengan bergabung di Maimun dan Panji Production, Medan tahun 2002.
Belum puas dengan pengalaman yang didapat di tanah kelahirannya Medan, penyuka es sarang burung ini hijrah ke Pekanbaru. Lalu pemilik tinggi 168 cm dan berat 55 Kg ini mencoba menggandeng Thursina dan Jensta Production sebagai lahan untuk memperdalam ilmu design nya. Disinilah Ezzo mulai menunjukkan taringnya. Ia mulai mendidik putera-puteri Pekanbaru untuk menjadi model profesional.
Tak heran, ia rela menguras kas pribadinya untuk membiayai kegiatannya ini. Namun, usahanya nggak sia-sia. Sudah banyak putera-puteri Riau yang sukses, berkat rancangan busana yang ia ciptakan.
”Ada kepuasan tersendiri, ketika saya melihat para model, yang saya bina sering tampil di depan umum, makanya saya sangat menghargai setiap usaha yang mereka lakukan. Terkadang, saya sempat kecewa kalau mereka bertindak tanpa seizin saya. Karena, saat ini, banyak sekali para model yang salah memilih langkah. Sehingga Anugerah Tuhan yang mereka miliki menjadi sia-sia. Makanya, saya sangat wanti-wanti kalau model saya itu memilih jalan tujuan hidupnya” ungkap Ezzo bercengkrama.
Yang saya ingin, melihat model saya sukses saja merupakan hadiah yang paling berharga. Makanya kepiawaian dalam membina mental mereka sudah saya terapkan untuk anak didik saya”jelasnya.
Kemudian, setelah usahanya sudah mulai menampakan hasil, pengagum Didi Petet ini mencoba bergabung di Yoga Pratama Entertainment,salah satu agency model ternama di Pekanbaru. dan tak hanya di Yoga, Ezzo juga menggaet Sludang Mayang Production sebagai lahan untuk mempertajam keahliannnya merancang pakaian modis.
Penyuka Pecel Lele ini juga sempat menerbangkan anak didiknya ke Jakarta untuk mengikuti lomba calon bintang (Cabin) di Jakarta 2007. Berkat kepiawaiannya dan bakat yang dimiliki anak didiknya, akhirnya perjuangan mereka dapat Juara II. “Senang banget rasanya, walau hanya mendapat juara II, tapi kami sudah bisa menyisihkan 47 peserta dari berbagai daerah di Indonesia” ungkap Ezzo, saat berbincang hangat di kediamannya Jalan Durian Gg. Lingkung No.9, Pekanbaru.
Ezzo juga pernah membintangi Sinetron Ramadan “Kehendakmu” yang di tayangkan di TPI. Pengalaman tersebut menambah kepercayaan dirinya untuk terus bergelut di dunia seni dan hiburan ini.
Lalu apa sih, tujuan hidup Ezzo sebenarnya? dengan sigap ia mengungkapkan “Aku ingin sekali membuka usaha sanggar model, kecantikan, dan butik sendiri. Karena, selama ini saya rasakan, jika kita berkerja dengan orang lain, sepertinya kurang berkembang. Makanya, tersirat dalam hati saya, jika ada modal, maka segera saya buka Ezzo Carascalao Enterprize. Karena, menjalankan usaha sendiri, tentu lebih baik dari pada bekerja dengan orang lain” ungkapnya tegas. (Shahid WMD)
Ia adalah orang yang sangat berperan penting dalam setiap iven model yang sering diadakan di Pekanbaru. Buah hati dari pasangan Ali Munir Yurdiskhan dan Dahlia ini, memulai karirnya di Medan, Sumatera Utara sebagai seorang pemain teater di Gabungan Mahasiswa Pelajar Islam (Gemapai), Medan, tahun 2000.
Setelah mulai bosan menggeluti dunia teater, Ezzo mencoba merambah dunia modelling dengan bergabung di Maimun dan Panji Production, Medan tahun 2002.
Belum puas dengan pengalaman yang didapat di tanah kelahirannya Medan, penyuka es sarang burung ini hijrah ke Pekanbaru.
Lalu pemilik tinggi 168 cm dan berat 55 Kg ini mencoba menggandeng Thursina dan Jensta Production sebagai lahan untuk memperdalam ilmu design nya. Disinilah Ezzo mulai menunjukkan taringnya. Ia mulai mendidik putera-puteri Pekanbaru untuk menjadi model profesional. Tak heran, ia rela busana kawakan asal Pekanbaru, Zulfikfli Yurdiskhan atau akrab disapa, Ezzo.
Ia adalah orang yang sangat berperan penting dalam setiap iven model yang sering diadakan di Pekanbaru. Buah hati dari pasangan Ali Munir Yurdiskhan dan Dahlia ini, memulai karirnya di Medan, Sumatera Utara sebagai seorang pemain teater di Gabungan Mahasiswa Pelajar Islam (Gemapai), Medan, tahun 2000.
Setelah mulai bosan menggeluti dunia teater, Ezzo mencoba merambah dunia modelling dengan bergabung di Maimun dan Panji Production, Medan tahun 2002.
Belum puas dengan pengalaman yang didapat di tanah kelahirannya Medan, penyuka es sarang burung ini hijrah ke Pekanbaru.
Lalu pemilik tinggi 168 cm dan berat 55 Kg ini mencoba menggandeng Thursina dan Jensta Production sebagai lahan untuk memperdalam ilmu design nya. Disinilah Ezzo mulai menunjukkan taringnya.
Ia mulai mendidik putera-puteri Pekanbaru untuk menjadi model profesional. Tak heran, ia rela menguras kas pribadinya untuk membiayai kegiatannya ini. Namun, usahanya nggak sia-sia.
Sudah banyak putera-puteri Riau yang sukses, berkat rancangan busana yang ia ciptakan. ”Ada kepuasan tersendiri, ketika saya melihat para model, yang saya bina sering tampil di depan umum, makanya saya sangat menghargai setiap usaha yang mereka lakukan. Terkadang, saya sempat kecewa kalau mereka bertindak tanpa seizin saya. Karena, saat ini, banyak sekali para model yang salah memilih langkah. Sehingga Anugerah Tuhan yang mereka miliki menjadi sia-sia. Makanya, saya sangat wanti-wanti kalau model saya itu memilih jalan tujuan hidupnya” ungkap Ezzo bercengkrama.
Yang saya ingin, melihat model saya sukses saja merupakan hadiah yang paling berharga. Makanya kepiawaian dalam membina mental mereka sudah saya terapkan untuk anak didik saya”jelasnya.
Kemudian, setelah usahanya sudah mulai menampakan hasil, pengagum Didi Petet ini mencoba bergabung di Yoga Pratama Entertainment, salah satu agency busana kawakan asal Pekanbaru, Zulfikfli Yurdiskhan atau akrab disapa, Ezzo.
Ia adalah orang yang sangat berperan penting dalam setiap iven model yang sering diadakan di Pekanbaru. Buah hati dari pasangan Ali Munir Yurdiskhan dan Dahlia ini, memulai karirnya di Medan, Sumatera Utara sebagai seorang pemain teater di Gabungan Mahasiswa Pelajar Islam (Gemapai), Medan, tahun 2000.
Setelah mulai bosan menggeluti dunia teater, Ezzo mencoba merambah dunia modelling dengan bergabung di Maimun dan Panji Production, Medan tahun 2002.
Belum puas dengan pengalaman yang didapat di tanah kelahirannya Medan, penyuka es sarang burung ini hijrah ke Pekanbaru. Lalu pemilik tinggi 168 cm dan berat 55 Kg ini mencoba menggandeng Thursina dan Jensta Production sebagai lahan untuk memperdalam ilmu design nya. Disinilah Ezzo mulai menunjukkan taringnya. Ia mulai mendidik putera-puteri Pekanbaru untuk menjadi model profesional.
Tak heran, ia rela menguras kas pribadinya untuk membiayai kegiatannya ini. Namun, usahanya nggak sia-sia. Sudah banyak putera-puteri Riau yang sukses, berkat rancangan busana yang ia ciptakan.
”Ada kepuasan tersendiri, ketika saya melihat para model, yang saya bina sering tampil di depan umum, makanya saya sangat menghargai setiap usaha yang mereka lakukan. Terkadang, saya sempat kecewa kalau mereka bertindak tanpa seizin saya. Karena, saat ini, banyak sekali para model yang salah memilih langkah. Sehingga Anugerah Tuhan yang mereka miliki menjadi sia-sia. Makanya, saya sangat wanti-wanti kalau model saya itu memilih jalan tujuan hidupnya” ungkap Ezzo bercengkrama.
Yang saya ingin, melihat model saya sukses saja merupakan hadiah yang paling berharga. Makanya kepiawaian dalam membina mental mereka sudah saya terapkan untuk anak didik saya”jelasnya.
Kemudian, setelah usahanya sudah mulai menampakan hasil, pengagum Didi Petet ini mencoba bergabung di Yoga Pratama Entertainment,salah satu agency model ternama di Pekanbaru. dan tak hanya di Yoga, Ezzo juga menggaet Sludang Mayang Production sebagai lahan untuk mempertajam keahliannnya merancang pakaian modis.
Penyuka Pecel Lele ini juga sempat menerbangkan anak didiknya ke Jakarta untuk mengikuti lomba calon bintang (Cabin) di Jakarta 2007. Berkat kepiawaiannya dan bakat yang dimiliki anak didiknya, akhirnya perjuangan mereka dapat Juara II. “Senang banget rasanya, walau hanya mendapat juara II, tapi kami sudah bisa menyisihkan 47 peserta dari berbagai daerah di Indonesia” ungkap Ezzo, saat berbincang hangat di kediamannya Jalan Durian Gg. Lingkung No.9, Pekanbaru.
Ezzo juga pernah membintangi Sinetron Ramadan “Kehendakmu” yang di tayangkan di TPI. Pengalaman tersebut menambah kepercayaan dirinya untuk terus bergelut di dunia seni dan hiburan ini.
Lalu apa sih, tujuan hidup Ezzo sebenarnya? dengan sigap ia mengungkapkan “Aku ingin sekali membuka usaha sanggar model, kecantikan, dan butik sendiri. Karena, selama ini saya rasakan, jika kita berkerja dengan orang lain, sepertinya kurang berkembang. Makanya, tersirat dalam hati saya, jika ada modal, maka segera saya buka Ezzo Carascalao Enterprize. Karena, menjalankan usaha sendiri, tentu lebih baik dari pada bekerja dengan orang lain” ungkapnya tegas. (Shahid WMD)
Comments
Post a Comment