Ajeng Dwi Astiani adalah finalis Mamamia tahun 2007 yang tersisih di babak 4 besar. Gadis kelahiran Jakarta, 24 November 1993 ini berpasangan dengan sang bunda, Dwi Astuti alias Mama Cindy.
Sejak usia 9 tahun, Ajeng dan orangtuanya menggantungkan hidup sebagai pengamen. Dari satu bus ke bus lainnya, ia mencoba mendendangkan suaranya di hadapan penumpang bus P-46 (Grogol-Kampung Rambutan), P6 (Grogol- Kampung Rambutan), dan PAC-81 (Kalideras-Depok). “Biasanya papa pegang gitar, terus mama ambil suara dua,”kata cewek hitam manis ini.
Kata Ajeng, sejumlah lagu milik penyanyi ternama, seperti Pinkan Mambo, Radja, dan Duo Ratu sering ia nyanyikan untuk mencari sesuap nasi. Soal pendapatan, setiap hari rata-rata ia dan orangtuanya mengantongi uang Rp 50.000. “Kalau lagi mujur ya bisa dapat lebih dong!,”kenangnya waktu itu.
Dari uang hasil mengamen itulah, Ajeng dan orangtuanya berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain untuk makan sehari-hari, uang hasil mengamen itu juga untuk membayar kontrakan di kawasan Penggilingan, Jakarta Timur.
Keikutsertaan Ajeng di kontes Mamamia adalah berkat seorang penumpang yang memberi tahu dirinya mengenai audisi Mamamia.
Setelah sukses ikut Mamamia, Bulan September 2008 lalu , Ajeng berhasil merilis album perdananya bertajuk My Story yang diproduseri oleh Harvest Musik. “Aku seneng sekali akhirnya albumku dapat selesai. Waktu pembuatannya satu bulan setengah, Soalnya, waktu itu aku kebanyakan show, jadi waktu untuk rekaman itu sulit banget. Tapi setelah terus diangsur-angsur akhirnya selesai juga,” ungkapnya sambil tersenyum lega.
Dalam album ini Ajeng mencurahkan kisah hidupnya dalam lagu-lagu yang diaransemen dalam musikalitas tinggi, sehingga kualitas suara dan musik yang berpadu akan membuat Anda terenyuh. Tak hanya itu, di album ini Ajeng juga ingin menginspirasi anak-anak lewat kisah hidupnya. Wah, so sad deh.. pokoknya.
Beberapa lagu baru di album ini antara lain, Mimpiku Menjadi Nyata, Jangan Menyerah, Sentuh Hatiku, Bagimu Tuhan, Masuk HadiratMu, Lagu Untuk Dia, Bapa Yang Sempurna, Seperti Air dan Gembala Yang Baik.
Untuk setiap penjualan CD serta kaset, 50% keuntungannya akan disumbangkan untuk anak-anak jalanan di yayasan Rumah Pelayanan Ajeng Mamamia.
Sekarang Ajeng yang sering mangkal di terminal, tak lagi dihina dan disodori uang recehan. Melainkan seorang anak cewek yang bisa menghidupi keluarganya dari panggung ke panggung dengan bayaran transfer via rekening dan sering mendapat simpati dari penggemarnya.
Walau sudah sukses, Ajeng tak pernah angkuh. Saat ditanya, apakah Ajeng masih bersedia menyanyi di dalam bus lagi, langsung pendendang lagu biarlah rahsia ciptaan Siti Nurhaliza ini mengangguk ikhlas dan berkata “Kenapa nggak?” ungkapnya dengan senyum tulus.
Sejak usia 9 tahun, Ajeng dan orangtuanya menggantungkan hidup sebagai pengamen. Dari satu bus ke bus lainnya, ia mencoba mendendangkan suaranya di hadapan penumpang bus P-46 (Grogol-Kampung Rambutan), P6 (Grogol- Kampung Rambutan), dan PAC-81 (Kalideras-Depok). “Biasanya papa pegang gitar, terus mama ambil suara dua,”kata cewek hitam manis ini.
Kata Ajeng, sejumlah lagu milik penyanyi ternama, seperti Pinkan Mambo, Radja, dan Duo Ratu sering ia nyanyikan untuk mencari sesuap nasi. Soal pendapatan, setiap hari rata-rata ia dan orangtuanya mengantongi uang Rp 50.000. “Kalau lagi mujur ya bisa dapat lebih dong!,”kenangnya waktu itu.
Dari uang hasil mengamen itulah, Ajeng dan orangtuanya berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain untuk makan sehari-hari, uang hasil mengamen itu juga untuk membayar kontrakan di kawasan Penggilingan, Jakarta Timur.
Keikutsertaan Ajeng di kontes Mamamia adalah berkat seorang penumpang yang memberi tahu dirinya mengenai audisi Mamamia.
Setelah sukses ikut Mamamia, Bulan September 2008 lalu , Ajeng berhasil merilis album perdananya bertajuk My Story yang diproduseri oleh Harvest Musik. “Aku seneng sekali akhirnya albumku dapat selesai. Waktu pembuatannya satu bulan setengah, Soalnya, waktu itu aku kebanyakan show, jadi waktu untuk rekaman itu sulit banget. Tapi setelah terus diangsur-angsur akhirnya selesai juga,” ungkapnya sambil tersenyum lega.
Dalam album ini Ajeng mencurahkan kisah hidupnya dalam lagu-lagu yang diaransemen dalam musikalitas tinggi, sehingga kualitas suara dan musik yang berpadu akan membuat Anda terenyuh. Tak hanya itu, di album ini Ajeng juga ingin menginspirasi anak-anak lewat kisah hidupnya. Wah, so sad deh.. pokoknya.
Beberapa lagu baru di album ini antara lain, Mimpiku Menjadi Nyata, Jangan Menyerah, Sentuh Hatiku, Bagimu Tuhan, Masuk HadiratMu, Lagu Untuk Dia, Bapa Yang Sempurna, Seperti Air dan Gembala Yang Baik.
Untuk setiap penjualan CD serta kaset, 50% keuntungannya akan disumbangkan untuk anak-anak jalanan di yayasan Rumah Pelayanan Ajeng Mamamia.
Sekarang Ajeng yang sering mangkal di terminal, tak lagi dihina dan disodori uang recehan. Melainkan seorang anak cewek yang bisa menghidupi keluarganya dari panggung ke panggung dengan bayaran transfer via rekening dan sering mendapat simpati dari penggemarnya.
Walau sudah sukses, Ajeng tak pernah angkuh. Saat ditanya, apakah Ajeng masih bersedia menyanyi di dalam bus lagi, langsung pendendang lagu biarlah rahsia ciptaan Siti Nurhaliza ini mengangguk ikhlas dan berkata “Kenapa nggak?” ungkapnya dengan senyum tulus.
Comments
Post a Comment