Skip to main content

Pidato Perpisahan Pindah Tugas

Pidato Perpisahan Pindah Tugas
--------------------
Pidato Perpisahan Ibu Yasmin Fachir

Malam ini, tepatnya jam 01.00 dini hari, Bapak dan Ibu Yasmin Fachir serta keluarganya akan berangkat menuju Cairo, Mesir. Untuk mengenang Ibu Yasmin, dibawah ini adalah ucapan perpisahan beliau saat acara perpisahan dengan DWP dan Malindo.

Ass. Wr. Wb
Yth. Bapak KUAI dan bapak-bapak homestaff KBRI KL
Yth. Tengku.., Puan Sri2, datin2 dan ahli2 malindo
Yang saya cintai dan saya sayangi, Ibu2 pengurus dan anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI KL

Serta para undangan dan hadirin yang saya hormati
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkah karunia dan rahmat Nya kepada kita semua.

Pertama2 saya mengucapkan terima kasih kepada Pengurus Dharma Wanita KBRI KL yang secara khusus mengadakan acara perpisahan untuk saya pada hari ini. Waktu berlalu begitu cepat, 3 tahun kurang 1 bulan, tidak terasa saya mendampingi suami bertugas sebagai Wakil Kepala Perwakilan KBRI KL. Kini, karena penugasan yang baru, kami harus berpindah ke pos yang baru pada akhir bulan ini.

Untuk dimaklumi hadirin semua, pada tanggal 11 September yang lalu, Ibu Marita Razak telah terpilih secara aklamasi sebagai ketua DWP KBRI KL yang baru. Untuk itu saya ingin mengucapkan terima kasih atas kesediaannya sekaligus selamat atas kepercayaan para anggota untuk menjadi nakhoda organisasi.

Pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan permohonan maaf atas segala kata maupun tingkah laku saya yang tidak berkenaan di hati ibu2 semua.

Hadirin yang saya hormati,
Saya merasa mendapat kehormatan dan bersyukur diberi Allah kesempatan menjadi wakil dan ketua DWP KBRI KL dalam kurun waktu kurang lebih 3 tahun. Dalam masa ini, menurut pandangan saya, DWP KBRI KL berjalan baik sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh DWP Deplu. Semua ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan ibu2 pengurus yang saya cintai dan saya sayangi.

Pada hari ini, saya ingin mengenang kembali hari2 indah dan meyenangkan saat kebersamaan saya dengan ibu2 pengurus dharma wanita KBRI KL dan sekaligus berbagi kesan tentang mereka satu per satu kepada para hadirin.

Di bagian sekretariat, kita mempunyai seorang sekretaris yang cantik dan kelihatan masih seperti anak2 sweet 17. Kalau menyusun acara rapat, dokumen serah terima jabatan dll, selalu rapi dan teliti. Tidak salah kalau ibu2 pengurus akhirnya memilih ibu Marita Razak yang rendah hati ini menjadi ketua, menggantikan saya.

Ibu yang mempunyai rambut keriting ini lain lagi. Kalau duduk lama di depan komputer, rambutnya akan tambah keriting, terutama kalau kami mau menerima kedatangan presiden dan wakil presiden. Walaupun demikian, ia masih bisa tetap tersenyum apalagi dengan tahi lalat di bibirnya, tambah manis senyuman ibu Dyah Eka.

Sarjana S2 dan masih tergolong ibu2 muda ini juga tidak kalah dengan seniornya. Dia juga pandai berjalan di atas catwalk dengan postur tubuh layaknya model professional. Itu lah Ibu Lina Hari.

Buletin DWP KBRI KL tidak akan bisa dinikmati oleh kita semua tanpa kecanggihan dan pengalaman yang dimiliki oleh Ibu Isnawati Sukendar. Beliau juga menjadi country Rep DWP KBRI KL di ASEAN Ladies Circle.

Ibu yang satu ini juga mempunyai banyak kelebihan. Selain suka menyanyi, ia juga pandai menari dengan lemah gemulai. Ibu Mira Sapto adalah satu2nya ibu yang nekad, berani tampil bergabung dengan bapak2 home staff bermain drama.

Bila kami berkumpul di dharma wanita, tentunya kami perlu makan dan minum. Ibu angkatan udara inilah yang menyediakan logistik dharma wanita. Selain itu juga menyediakan cendera mata, sertifikat penghargaan untuk ibu2 yang akan kembali ke tanah air. Ibu Suciani Kodrat juga mewakili Indonesia diajang kompetisi karaoke ALC.

Last but not least, sekretariat DWP dibantu oleh Ibu Titi Rizaldi yang tadinya ditempatkan sebagai fotografer bulletin. Tetapi sekarang dia sedang cuti menunggu kehadiran si buah hati kembar yang sudah dinantikan kurang lebih 9 tahun lamanya.

Setiap bulan, pertemuan DWP ibu2 pasti akan disambut oleh Ibu Desi Muzakir yang murah senyum dan tanpa banyak bicara. Ia akan mengumpulkan uang arisan dan iuran DWP untuk semua pengurus dan anggota.

Ibu Muzakir dibantu oleh Ibu Eulis yang geulis dan berkerudung ini di bagian bendahara dharma wanita. Saya dan Ibu Eulis punya suami yang hobinya sama bermain golf. Kami sudah biasa kalau pada hari sabtu dan minggu ditinggal pergi main golf. Apa boleh buat kami pergi sendiri membawa anak2 pergi ke mall atau tinggal di rumah.

Kita beralih ke bidang pendidikan. Bidang ini dikomandani oleh “Ibu Pejabat Polis”, begitu biasanya beliau dipanggil oleh ibu2 pengurus. Jangan salah loh! Bukan “kantor pusat kepolisian”. Tetapi istri “ Senior Liason Officer” (SLO) di KBRI KL. Ibu Hardina Setyo suka melucu dan membanyol. Hampir saja dia ditarik menjadi anggota srimulat. Karena Pak Setyo ditugaskan ke Malaysia akhirnya tidak jadi, dan sekarang malah menjadi Ibu guru bagi tenaga kerja wanita Indonesia yang bermasalah di shelter KBRI.

Di seksi pendidikan juga ada ibu yang menjadi anggota Korps Wanita AL, yang sebelum suaminya ditempatkan di Malaysia, dia bertugas di bagian protocol kantor wakil presiden di Jakarta. Ibu Bebi Yunus yang expert dalam membuat kue sus ini bertugas mengkoordinir pengajian DWP. Sedang di bagian beasiswa DWP KBRI KL menugaskan Ibu Endang Jawad, istri Kepsek SIK yang juga seorang guru. Beliau ini mempunyai vokal yang indah bila membaca puisi dan menjadi MC pada setiap acara di KBRI.

Saya juga merasa bersyukur mempunyai Ibu Amran dan Ibu Febri Agus yang ahli di bidang sulam menyulam dan menjahit. Keahlian ibu2 ini kami salurkan untuk memberikan pelatihan pada TKW yang menunggu proses pemulangan ke Indonesia.

Bidang Ekonomi. Bidang ini identik dengan seksi konsumsi. Setiap ada kepanitiaan di dharma wanita, ibu2 bidang ekonomi selalu ditunjuk sebagai seksi konsumsi.

Meniko lho ibu2! Ketua bidang ini adalah istri dari angkatan udara. Ibu Retno anjar meniko tiangi pun orangnya tegas dan disiplin. Sepertinya lebih tegas daripada Ibu Bebi yang SERKA AL dan Bapak Anjar yang Kolonel AU. Beliau ini sangat piawai dalam bernegosiasi dengan mitra bisnisnya. Ketegasan ketua bidang Ekonomi dinetralisir oleh wakilnya, Ibu Ugi Pramono yang kalau berbicara hampir2 tidak terdengar suaranya.

Ibu Yanti Slamet yang suka menulis novel di bulletin DWP ini, juga kami perbantukan di bidang ekonomi. Walaupun beliau pada jam2 tertentu sering mendapat serangan “kepyur” katanya orang Jawa, alias mengantuk bahasa Indonesianya.

Bidang ini tambah solid dengan kehadiran 3 serangkai ; ibu Siti Redi, ibu Murni Edy dan ibu Sawitri Anwar. Ibu2 ini mengetahui secara mendalam seluk beluk pasar. Jangan salah lho ibu2! Bukan “pasar modal” atau “stock exchange” tetapi pasar “chow kit”.

Bidang social budaya. Pada awal kedatangan Ibu yulia Dibyo ke Malaysia, beliau harus menerima dan mengurus tamu2 serta ibu2 jendral dari pusat. Saya merasa kasian kepada Ibu Dibyo. Untung saja wakilnya Ibu Kusmulyasari Teguh dapat mengambil alih tugas2 sosbud. Tugas mereka menyiapkan parsel yang dikirim pada saat kedatangan home staff ke KL. Tim sosbud diperkuat oleh Ibu Indri Widodo, Ibu Musliana Imran, Ibu Tri Handoko dan Ibu Sahar. Mereka berbagi tugas untuk mengirim bunga bila ada tamu2 VIP dari Jakarta dan mengunjungi pengurus serta anggota yang sakit dan bersilaturahmi dengan masyarakat.

Demikianlah sekilas kesan saya mengenai ibu-ibu yang selama ini bekerja bersama saya dalam suka dan duka. Saya minta ambillah segala sesuatu yang indah-indah tentang kebersamaan kita dan lupakanlah hal-hal yang tidak disukai. Peliharalah kekompakan yang telah kita ciptakan dan bina sejauh ini. Saya yakin, tidak ada tugas yang berat bila dilaksanakan secara bersama-sama atas dasar solidaritas yang tinggi.

Akhirnya, perpisahan fisik ini bukanlah sebuah akhir. Silaturrahmi kita akan terus berlangsung meski kita dipisahkan oleh samudera dan perbedaan waktu selama enam jam. Yang jelas, kini ibu-ibu punya alasan dan motivasi untuk menabung untuk dapat menyaksikan sphinx dan belly dancing. Pintu Wisma Duta di Cairo akan terbuka dengan lebar untuk menyambut ibu-ibu. I am gonna miss you all, so very much.
Mohon pamit.
Wass. Wr. Wb.
-------------------
Pidato Perpisahan Pindah Tugas

Comments

  1. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuura urussi ngarti pa ra nek ra ngarti yawis

    ReplyDelete
  2. pidatonya kebanyakan, deh!

    ReplyDelete

Post a Comment