Skip to main content

Cerpen Cinta Remaja : Cowok Idaman

Cerpen Cinta - Berikut adalah salah satu koleksi cerpen cinta terbaik kami, karangan seorang bujang Riau yang orang jawa. Ia sangat romantis, namun bisa menciptakan sebuah cerpen cinta bernuansa remaja dengan setting para anak SMA. Baiklah, langsung saja silakan dibaca cerpen cinta berikut ini:

Cowok Idaman
Cerpen Cinta Remaja

Cerpen Cinta Cowok IdamanVina senang sekali Arif datang ke rumahnya. Cowok yang sudah lama ditaksirnya itu datang untuk mengerjakan tugas kelompok dari guru Bahasa Indonesia mereka. Tentu saja Arif tidak datang sendiri, tapi bersama-sama teman sekelas lainnya. Walau begitu Vina tetap senang, paling tidak cowok keren itu kini tahu alamat rumahnya.
Setalah dua jam lebih membuat tugas naskah drama, Vina dan teman-temannya bersantai di teras depan. Vina memberi teman-temannya itu kue-kue kering dan sirup dingin.

“Wah, nggak usah repot-repot Vin,” kata Andi. Tapi ketika ia berkata itu tangannya sudah menyerobot mengambil segelas sirup dan langsung meminumnya hingga tingal separuh.
“Iya Vin, nggak usah repot-repot.... keluarkan saja semuanya,” sahut Boni menyambung canda temannya. Ia pun mengambil segelas sirup.

“Ah, kalian ini bikin malu saja,” gerutu Neni melihat tingkah keduanya.
Vina tidak menanggapi kelakar dua badut kelas mereka itu. Ia malah memperhatikan Arif yang dari tadi diam saja. Cowok ini memang tidak banyak bicara, kesan cool begitu. Inilah yang membuat banyak cewek yang naksir, termasuk Vina.


“Ayo Rif, diminum,” kata Vina menyodorkan segelas sirup pada Arif.
“Wah, cuma Arif aja nih yang ditawarin minum,” goda Andi.
“Kalo kamu kan nggak perlu ditawarin udah langsung ambil sendiri, Ndi,” sahut Vina sewot.
“Maklum deh Vin. Andi kan cemburu tuh,” Boni ikut nimbrung.
Wajah Andi bersemu merah karena kata-kata Boni. Tak terdengar lagi suaranya. Memang selama ini ia diam-diam menaruh hati pada Vina.

Sedang asik kelimanya menikmati kue-kue kering sisa lebaran kemarin dan sirup dingin, seekor kucing gendut keluar dari dalam rumah.
“Sini manis,” pangil Vina melihat hewan peliharaannya datang.
Manis menurut dan berjalan ke arah Vina, lalu tidur di pangkuan tuannya. Vina mengelus-elus kucing kesayangannya itu.

“Gemuk sekali kucingmu Vin,” kata Neni.
“Iya..... mirip....,” sahut Boni sengaja menggantung kata-katanya.
“Kamu ini Bon, suka sekali mengejek Rina gendut. Biar jelek-jelek gitu kan dia teman kita juga,” sambung Andi.

“Jangan nuduh sembarangan dong Ndi. Aku mau bilang mirip Garfield kog,” bantah Boni.
Vina dan Neni tertawa dibuatnya. Arif pun terlihat tersenyum sedikit. Vina yang sempat melihat sekilas langsung terpikat. Tambah keren saja kalau dia tersenyum begitu pikirnya.
“Si Manis gendut begini lagi hamil,” jelas Vina akhirnya.
“Nah, kali ini kamu nggak bisa mungkir lagi Bon. Ayo tanggung jawab,” langsung saja Andi bersuara, takut didahului Boni.

“Enak aja. Masak aku yang bertangungjawab, kamu kan juga terlibat,” balas Boni.
Kembali Vina dan Neni tertawa, kali ini lebih keras. Arif yang tadinya hanya tersenyum, kini ikut tertawa kecil hingga gigi-giginya yang putih terlihat. Duh kerennya, gumam Vina dalam hati.

***

Dua minggu kemudian Arif kembali datang ke rumah Vina. Kali ini cowok itu datang sendiri dan bukan karena ada tugas kelompok. Katanya sih mau meminjam catatan fisika Vina.
Mula-mula Vina heran, karena biasanya teman-teman sekelas selalau meminjam catatan pada Irma, yang rajin mencatat bahan pelajaran. Makanya kemudian dia mulai menduga-duga, jangan-jangan Arif naksir aku ya? Vina jadi ge-er sendiri.

“Ini catatannya Rif,” kata Vina menyerahkan buku tulis yang bersampul pink itu pada Arif. Arif menerimanya dan membolak-balik isinya.
“Bisa kebaca nggak? Maklum tulisan dokter,” canda Vina lagi.
“Kebaca kog, tulisanmu lebih mending daripada tulisanku. Tulisanku malah mirip tulisan dokter hewan, jadi kayak cakar ayam,” sahut Arif.
Vina tertawa mendengar canda Arif. Ternyata kalau hanya berdua saja, cowok ini bisa juga melucu.
“Si Manis mana Vin?”

“Oh, tadi kayaknya lagi tiduran di belakang rumah. Kenapa? Kangen?”
“He... he.... kangen juga dikit. Kapan melahirkannya? Udah tau mau dibawa ke rumah sakit mana?”

“Sekitar dua minggu lagi. Belum tau mau melahirkan di rumah sakit mana. Punya saran nggak? Kamu kan dokter hewan Rif,” Vina membalas canda Arif.
Senang sekali Vina, ternyata Arif tidak ‘sedingin’ yang terlihat selama ini.
“Nanti aku kasih alamat praktekku deh,” jawab Arif dengan tampang sok serius. Vina tertawa dan Arif pun terlihat ceria. Kemudian keduanya terlihat aik ngobrol dan sesekali diiringi suara tawa.

***

Sepuluh hari kemudian Si Manis melahirkan. Ada tiga anaknya. Yang pertama berbulu coklat dan putih mirip ibunya, yang satu lagi hitam dan putih, dan yang terakhir (menurut Vina yang paling imut) bulunya terdiri dari tiga warna yaitu coklat, hitam dan putih.
Keesokan harinya segera saja berita itu diberitahukannya pada Arif.
“Rif, Si Manis sudah melahirkan.”

“Berapa ekor anaknya?” tanya Arif terlihat antusias.
“Tiga ekor, lucu-lucu deh Rif. Imut-imut banget.”
“Kapan aku boleh bezuk, penasaran juga liat anak Si Manis. Mirip Andi atau Boni ya?”
Sore harinya yang telah dijanjikan, Arif datang ke rumah Vina. Kali ini ia membawa sebatang coklat.
“Buat Si Manis,” begitu kata Arif.
“Duh, Si Manis nggak suka coklat Rif.”
“Kalo begitu buat tuan aja deh.”

Vina tertawa sambil menarik Arif ke dalam rumah dan membawanya ke tempat Si Manis dan anak-anaknya berada. Anak-anak kucing itu ternyata lagi menyusu pada induknya.
“Lucu-lucu kan Rif?”

“Iya, imut-imut sekali. Sayang nggak kelihatan wajahnya, jadi nggak kelihatan mirip Andi atau Boni.”
“Ah, kamu ini bercanda melulu,” kata Vina seraya mencubit lengan Arif dengan gemas.
“Duh,” Arif mengaduh dan coba balas mencubit, tapi Vina cepat-cepat menghindar. Keduanya kemudian tertawa, terlihat akrab sekali.

***

Sebulan kemudian. Sehabis magrib, Vina terlihat berdan habis-habisan di kamarnya. Kamar yang bisanya rapi itu kini jadi berantakan, kata orang dulu sih mirip kapal pecah. Pakaian-pakaian yang sudah dicobanya berserakan di lantai dan tempat tidur. Ada apa rupanya?

Oh... oh ternyata ‘pangeran’nya mau datang malam ini. Pangeran? Ya, siapa lagi kalau bukan Arif. Walaupun bukan malam minggu, tapi ini pertama kalinya Arif datang malam hari ke rumah Vina. Biasanya cowok itu selalu datang sore hari. Jadi harus disambut dengan berpenampilan sebaik mungkin, begitu pikir Vina.
Ketika asik berdandan di depan cermin, terdengar bel berbunyi.

Ting .....tong ...... ting ...... tong....
Vina mendengar langkah kaki dan kemudian suara ibunya yang membukakan pintu. Tak lama kemudian pintu kamarnya diketuk.

“Vin, ada temanmu datang,” beritahu ibu dari balik pintu.
“Ya Bu. Sebentar,” sahut Vina dengan suara agak keras.
Sebelum keluar dari kamar, sekali lagi Vina memastikan penampilannya. Setelah yakin sudah sempurna barulah ia membuka pintu dan melangkah ke teras depan. Di sana Arif sudah menunggu. Cowok itu terlihat gagah dengan jaket kulit hitam yang dikenakannya. Di balik jaket itu ia mengenakan kemeja biru, senada dengan warna celana jeans yang dipakainya.

“Hai Rif,” sapa Vina.
“Hai,” sahut Arif.

“Mau kemana Vin, rapi sekali?” tanyanya.
“Ah, nggak kemana-mana,” jawab Vina salah tingkah.
“Sebentar ya, aku ambilkan minuman dulu,” kata Vina lagi untuk menutupi rasa ‘salting’-nya itu.

Sekitar sepuluh menit Vina kembali dengan membawa suguhan. Kali ini agak istimewa, bukan kue kering yang dibawanya melainkan sepotong kue tart dan segelas sirup dingin.

“Wah, siapa yang ulang tahun nih, Vin?”

“Ah, nggak ada. Cuma lagi iseng aja belajar buat kue tart. Cobain deh Rif, mudah-mudahan enak, maklum baru belajar.”

“Hm, enak Vin,” puji Arif setelah mencicipi kue tart buatan Vina.
Vina jadi berbunga-bunga hatinya mendengar pujian sang cowok idaman.
Seperti biasa kalau keduanya bertemu, obrolanpun mengalir begitu saja. Mulai dari kisah-kisah sekolah, gosip selebritis hingga masalah dunia mereka bicarakan. Sampai suatu ketika Arif terlihat ingin mengatakan sesuatu.

“Vin, aku mau ngomong nih sama kamu,” ujar Arif.
Melihat perubahan sikap Arif yang mendadak serius, Vina jadi menduga-duga dalam hati. Mungkinkah malam ini Arif akan ‘menembak’ diriku alias menyatakan cintanya?
“Mau ngomong apa sih Rif. Kayaknya serius banget?”
Arif terdiam sebentar, seperti mencari kata-kata yang tepat.
“Begini Vin, aku mau.....,” kata Arif terputus.
Vina hanya diam saja, tapi dalam hati ia bersorak. Ayo terus Rif, ungkapkan saja isi hatimu. Aku tak akan menolak kalau kamu minta aku jadi pacarmu.
“Aku mau minta sesuatu sama kamu, Vin.”
Minta sesuatu? Vina jadi bertanya-tanya dalam hati. Mungkin maksud Arif mau minta hatiku kali ya?
“Minta apa Rif?” tanya Vina penasaran.
“Begini Vin, dua hari lagi kan ulang tahun adik sepupuku,” jelas Arif.
Lho , kog jadi melenceng soal sepupu Arif? batin Vina.
“Terus kamu mau minta apa Rif?” tanya Vina agak patah semangat.
“Sepupuku itu suka kucing Vin. Jadi aku ....”
“Kamu mau minta anaknya Si Manis ya?” Vina langsung sadar arah pembicaraan Arif.
“Eh, iya Vin. Itupun kalo kamu nggak keberatan.”
“Ya, boleh aja Rif. Apa sih yang nggak boleh buat kamu.”
“Duh. Makasih banget lo Vin. Kamu baik deh.”
“Udah, nggak usah muji-muji segala. Yuk, kita ambil ke belakang,” kata Vina seraya bangkit dari duduknya. Arifpun mengikutinya dari belakang.

Setelah malam itu Vina masih berharap suatu saat Arif akan menyatakan cintanya. Harapannya baru pupus ketika Mita, teman sekelasnya ber-infotaiment ria di kantin sekolah.

“Ternyata Arif sudah punya pacar loh.”
“Siapa Mit?” tanya Ranti yang selama ini juga naksir Arif.
Vina yang ikut mendengar hanya diam saja.

“Tika, teman SMP-ku dulu. Aku baru tau waktu diundang ke pesta ulang tahunnya kemarin,” jelas Mita.
“Eh, kalian tau nggak hadiah yang diberikan Arif buat Tika? Romantis sekali deh,” sambung Mita lagi.
Vina tanpa sadar langsung bersuara, “Anak Kucing!”
Mita kaget dan menatap Vina dengan heran. Kog kamu tau Vin?”
“Ya, tau lah. Aku aku kan masih ada hubungan darah dengan mama Loren,” jawab Vina ngawur sok cuek menyedot es jeruknya hingga habis..... sambil menyimpan dalam rahasianya.


Cerpen Cinta Remaja berjudul cowok idaman diatas adalah karangan Anton Widyanto Putra, alamat Jl. Bukit Barisan No.99B RT.RW Tangkerang Timur Pekanbaru. Jangan lupa baca juga cerpen cinta lainnya: Cerpen Cinta : Tanpa Kekasih

Comments

  1. GARING'SSSSss!!!

    ReplyDelete
  2. dasr co deketin ce pasti ad mau'y
    udah kado na minta lagi ..
    g modal bgd sh ...

    ReplyDelete
  3. ceritax boleh jg n mendingan mulai dr skrg loe jgn melihara kucing.Gimana klo bebek....??!!?!

    ReplyDelete
  4. ha..................kwak...

    ide lu boleh juga tu mia...
    bebek...???
    biar kalo mo ketemuan.ga di teras,tapi di kolam.
    iiiiiiiiiiiiiii gimanaaaaaaaaaa githooo sekalian pelihara ikan,ayam,kambing-ya ga mia

    ReplyDelete
  5. boleh jadiin ficku yah? tapi namamu aku cantumin kok. boleh ya?

    ReplyDelete
  6. Kren bnget crpen ny..
    Akk ska bnget crpen ynk kyak gni..

    ReplyDelete
  7. boleh juga tuh cerpennya....
    ada lanjutannya g?

    ReplyDelete
  8. bguss,,tp endingnya gk enk bgtz...

    ReplyDelete
  9. crita na baguss,,,

    tp cow na nyebelin buanGet tucH,,,
    kyk mw Ngasi harapan buat si vina'
    tak tw Na pYa cew pL.
    mzi unTung diTaksir tRuzz dikazi pula anak kucing'


    UDA kYK MW jD PlayBOy ajha,,,
    PlaybOY CAP iKAN aSIN.

    ReplyDelete
  10. gila tuh cwo .
    ga mau usaha .
    bisanya cuma mnta .

    ReplyDelete
  11. wkwkwkwk.....pleboi cap eveready neh...

    ReplyDelete
  12. kasian bngt qm vin...
    nrut aq cwo kek gtu gak usah dtaksir dchh.
    msh banyak kok yang cyank ma qm.
    hehehe

    ReplyDelete
  13. ckckck.....
    secara gag langsung yang kasih kado itu bukan arif, tapi vina.... gag terima deh kalo q sampe digituin... kan q pecinta kucing. :p

    ReplyDelete
  14. ya AMPUN cerpen nya baguss bagt. tapi akhirnya anehhh. mending akhirnya suasananya jadi menyedihkan gitu sepertinya jadi bagus. masa vinanya gak tau hatinya jadi gmana....:).

    ReplyDelete
  15. gokiieeeell abiezzzzzzzzzz,,,,,,,,,,,,,,,,,,
    lanjutin lagi donk.....................
    pantesni buat cerita dalam hidupku

    ReplyDelete
  16. jihahhhhhhhhhhh.............
    dasar cow kere...
    ternyata ganteng" kere... :P

    ReplyDelete
  17. hahaha
    kren" kok g modal
    g' bgt

    ReplyDelete
  18. EnDinGnYa kUraNg bagUz.....

    ReplyDelete
  19. ceritanya sic bagus..
    tapi endinga nya gk ada, jd gk seru dec...

    ReplyDelete
  20. ending terbuka neh...jd kita2 bisa bebas mikirin lanjutannya...

    ReplyDelete
  21. akhhh pengen bikin jgga nii

    ReplyDelete
  22. dasar cowok.a gx malu,
    kalau q jadi vina,q dateng ke pesta ultah cwe'.a arif dan bilang kalau itu kucing q(vina),biar arif nya malu.....................?

    ReplyDelete
  23. itu c nma'y cwo gratisan ,,,seru jga crita'y ,,,

    ReplyDelete
  24. baguz siiehh cerita nya , tp kurang seru .. di lanjutin lg lahh crta na ,,

    ReplyDelete
  25. bguzzz bget....
    tp emg gk mdaL,co kya t emg gk pntes tuk d.cinta'e.....

    ReplyDelete
  26. ceritanya krik bgt-_- apalagi endingnya (N)

    ReplyDelete
  27. yaahh, kirain endingnya vina bakalan sama arif bahagia... ternyata.... arif diam2 baik , perhatian ,sering ke rumah vina, ternyata minta "anak kucing" , kakakakakak, kere amat lo rif, :D di jalanan pun banyak kok anak kucing yg lebih tragis hidupnya, lo pungut dr situ lebih baikk, dapat amal loo.... :D kaciaann vina..

    ReplyDelete
  28. bagus,, bagus bangettt... jadi pengen buat cerpen jugak,, hi hi hi,

    ReplyDelete
  29. Pecinta Cerpen Cinta RemajaWednesday, 26 October, 2022

    Saya salah seorang pecinta puisi dan cerpen tema cinta remaja, puisi ini sangat bagus... tambah lg dong koleksinya mimin...

    ReplyDelete

Post a Comment